Kabul/Roma (ANTARA/Reuters) - Empat tentara Italia tewas dan satu lainnya luka serius dalam serangan gerilyawan di Afghanistan barat Sabtu, korban-korban asing terakhir dalam perang yang sekarang dalam tahun ke-10-nya.
Kekerasan sekarang pada tingkat terburuknya di Afghanistan sejak Taliban digulingkan oleh pasukan dukungan Amerika Serikat pada akhir 2001. Lebih dari 2.000 tentara asing telah tewas sejak dimulainya perang itu, separuh lebih dari mereka dalam dua tahun terakhir.
"Serangan terhadap tentara Italia ini adalah contoh biaya manusia yang tinggi yang harus kami bayar bagi misi yang fundamental bagi keamanan nasional kami," kata Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini dalam pernyataannya.
Tentara-tentara dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO itu sedang kembali dari satu misi ketika kendaraan mereka diserang oleh gerilyawan di provinsi Farah, jelas seorang jurubicara kementerian pertahanan pada televisi Italia.
Kematian-kematian itu menambah korban Italia di Afghanistan menjadi 34 orang sejak 2004. Korban yang meningkat pada masa lalu telah mendorong permintaan dari Italia untuk mundur dari misi tersebut.
Italia memiliki lebih dari 3.000 tentara di Afghanistan, sebagian besar dikerahkan di bagian barat negara itu yang biasanya kurang keras ketimbang daerah lainnya di Afghanistan selatan dan timur.
Korban tentara asing telah meningkat tahun ini, dengan lebih dari 570 tentara tewas, dibanding 521 tentara selama 2009. Juni adalah bulan paling berdarah, dengan lebih dari 100 tentara asing tewas. Lebih dari 20 tentara asing tewas bulan ini saja.
Sekarang ada hampir 150.000 tentara asing di Afghnistan, termasuk sekitar 100.000 tentara Amerika. Para pemimpin dari negara-negara yang menyumbang tentara sedang menghadapi tekanan hebat di dalam negeri karena perang di Afghanistan yang makin tidak populer itu.
Kekerasan yang meningkat di Afghanistan akan makin memberatkan Presiden AS Barack Obama ketika pemerintahnya menghadapi pemilihan pertengahan-waktu Kongres bulan depan di tengah dukungan publik yang menurun pada perang itu dan menjelang peninjauan kembali strategi perang itu Desember.
Pada Desember tahun lalu, Obama telah memerintahkan 30.000 tentara AS lagi ke Afghanistan untuk berupaya membalikkan keadaan, yang terakhir dari yang telah tiba. Tapi ia juga merencanakan untuk mulai memulangkan tentara pada Juli 2011 dan menyerahkan keamanan berangsur-angsur kepada pasukan Afghanistan.
Tahun ini juga terlihat meningkat kematian warga sipil ketika warga-warga Afghanistan biasa terperangkap dalam tembak-menembak. Menurut laporan pertengahan tahun PBB, kematian warga sipil akibat kekerasan meningkat 31 persen dalam separuh pertama 2010.
Kekerasan sekarang pada tingkat terburuknya di Afghanistan sejak Taliban digulingkan oleh pasukan dukungan Amerika Serikat pada akhir 2001. Lebih dari 2.000 tentara asing telah tewas sejak dimulainya perang itu, separuh lebih dari mereka dalam dua tahun terakhir.
"Serangan terhadap tentara Italia ini adalah contoh biaya manusia yang tinggi yang harus kami bayar bagi misi yang fundamental bagi keamanan nasional kami," kata Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini dalam pernyataannya.
Tentara-tentara dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO itu sedang kembali dari satu misi ketika kendaraan mereka diserang oleh gerilyawan di provinsi Farah, jelas seorang jurubicara kementerian pertahanan pada televisi Italia.
Kematian-kematian itu menambah korban Italia di Afghanistan menjadi 34 orang sejak 2004. Korban yang meningkat pada masa lalu telah mendorong permintaan dari Italia untuk mundur dari misi tersebut.
Italia memiliki lebih dari 3.000 tentara di Afghanistan, sebagian besar dikerahkan di bagian barat negara itu yang biasanya kurang keras ketimbang daerah lainnya di Afghanistan selatan dan timur.
Korban tentara asing telah meningkat tahun ini, dengan lebih dari 570 tentara tewas, dibanding 521 tentara selama 2009. Juni adalah bulan paling berdarah, dengan lebih dari 100 tentara asing tewas. Lebih dari 20 tentara asing tewas bulan ini saja.
Sekarang ada hampir 150.000 tentara asing di Afghnistan, termasuk sekitar 100.000 tentara Amerika. Para pemimpin dari negara-negara yang menyumbang tentara sedang menghadapi tekanan hebat di dalam negeri karena perang di Afghanistan yang makin tidak populer itu.
Kekerasan yang meningkat di Afghanistan akan makin memberatkan Presiden AS Barack Obama ketika pemerintahnya menghadapi pemilihan pertengahan-waktu Kongres bulan depan di tengah dukungan publik yang menurun pada perang itu dan menjelang peninjauan kembali strategi perang itu Desember.
Pada Desember tahun lalu, Obama telah memerintahkan 30.000 tentara AS lagi ke Afghanistan untuk berupaya membalikkan keadaan, yang terakhir dari yang telah tiba. Tapi ia juga merencanakan untuk mulai memulangkan tentara pada Juli 2011 dan menyerahkan keamanan berangsur-angsur kepada pasukan Afghanistan.
Tahun ini juga terlihat meningkat kematian warga sipil ketika warga-warga Afghanistan biasa terperangkap dalam tembak-menembak. Menurut laporan pertengahan tahun PBB, kematian warga sipil akibat kekerasan meningkat 31 persen dalam separuh pertama 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar